Sejauh ini ada satu hal yang menarik bila kita perhatikan perkembangan dunia Android.
Masih ingat di benak kita beberapa vendor (seperti Motorola, HTC dan asus) memberlakukan kebijakan bootloader yang dikunci (locked bootloader). Singkatnya, bootloader adalah semacam kode yang dijalankan sebelum sistem dalam sebuah ponsel dimulai, yang berfungsi untuk menjalankan start up dan mencari sistem kernel. Intinya, bila bootloader dikunci, kita akan lebih sulit untuk memodifikasi sebuah ponsel. Karena desakan dan kekecewaan para pengguna Android dengan bootloader yang dikunci, sekarang para vendor tersebut mulai membuka kembali bootloader atau memberikan metode resmi untuk membukanya.
Kemudian, gejala baterai permanen (non removable battery) dan tidak adanya SD card slot. Sebut saja misalnya pada Motorola Droid RAZR, Google Nexus, kemudian HTC dengan One X-nya (sekarang akan mucul juga HTC EVO 4G LTE). Disaat dunia smartphone membutuhkan battery yang kuat atau ponsel yang tidak 'sedikit-sedikit di cash', para vendor terlihat lebih mementingkan build quality dan berlomba-lomba untuk menciptakan ponsel yang paling ramping (slim).
Demikian pula mengenai SD card. Google dengan Google Drive dan HTC dengan ekosistem cloudnya (Dropbox, MOG, Synctv, Onlive). Akankah kedepannya hanya ada internal storage dan cloud? Kenapa kita jadi ingat kepada Apple?
Semoga saja Vendor-vendor Android dan Google masih akan terus
mengedepankan kebebasan user-nya. Yup, kebebasan...satu hal yang membuat
Android berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar